Ayam Panggang Bu Setu

Jika melewati jalan raya Solo-Magetan, Anda bisa mendatangi satu tempat istimewa untuk mengisi perut. Namanya Sentra Ayam Panggang Gandu. Tepatnya di Desa Gandu, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Lokasi persisnya, sekitar 2 km dari terminal bus Maospati, Magetan.
Sensasi rasanya, luar biasa!

Di situ ada sekitar 10-15 rumah tangga yang menjual ayam panggang. Tentunya, dengan aroma dan rasa yang berbeda-beda. Hanya saja, dari sekian penjual yang aktif, ada satu yang paling laris. Namanya ayam panggang Bu Setu.
Yatini, kasir ayam panggang Bu Setu menuturkan, setiap hari mereka menghabiskan sekitar 250 ekor ayam. Jika akhir pekan atau hari libur nasional, bisa laku hingga 400 ekor!
Dibandingkan dengan ratusan ayam panggang di Magetan atau Ngawi, sajian ayam panggang Bu Setu memang berbeda. Pemilihan ayamnya tegas: hanya ayam kampung. Bukan ayam potong atau yang biasa disebut ayam broiler. 
Begitu konsumen datang, mereka langsung menawarkan dua pilihan rasa, yakni ayam panggang bumbu rujak atau ayam bumbu bawang. Ayam panggang bumbu rujak rasanya lebih pedas. Soalnya, saat memangganggnya diolesi dengan bumbu cabai, kemiri, bawang merah, bawang putih, tomat, dan kacang tanah goreng yang dihaluskan.
Sementara ayam panggang bumbu bawang, rasanya gurih dan warnanya lebih natural. Rasa gurih itu muncul dari bumbunya yang lebih sederhana. Bumbu itu hanya terdiri dari campuran bawang putih, garam, dan kunyit.
Soal harga pun relatif bersahabat. Rata-rata antara Rp 65.000 hingga Rp 75.000 per ekor. Namun, harga itu belum termasuk paket nasi putih, sayuran, urap, pelas, bothok, atau minuman. Jika dirata-rata, menu satu ayam yang dilengkap nasi untuk tiga-empat orang plus menu pelengkap lainnya, harganya sekitar Rp 100.000. Harga ayam tergantung ukuran. Sementara nasi dan paket lain, biasanya untuk pembeli yang makan di tempat kami.


Sejak 1990
Di Dusun Gandu, ayam panggang Bu Setu termasuk perintis bisnis kuliner. Bu Setu selaku pemilik memulainya sejak 1990. Itu artinya, bisnis ini sudah dijalankan selama 25 tahun. Toh perkembangan zaman tak membuat cara memasak ayam panggang Bu Setu berubah. Mereka tetap memakai cara-cara tradisional demi mempertahankan aroma dan kelezatan ayamnya.
Contohnya saat memanggang ayam. Ayam diletakkan di atas kuali yang terbuat dari tanah. Bukan di atas alat-alat masak modern. Saat memanggang pun, harus menggunakan kayu khusus seperti jati atau kayu lain yang keras teksturnya. Apabila memakai kayu jati, panas api lebih stabil. Jadi, empuknya daging lebih merata.
Pemanggangan ayam juga tidak asal-asalan. Harus melalui dua kali proses. Pertama, ayam dipanggang pada tungku khusus di lokasi terpisah. Pada fase setengah matang, ayam dilumuri bumbu sesuai selera pembeli. Setelah itu ayam dipanggang di tungku lain. Begitu matang sempurna, ayam panggang siap dilahap.
Kami juga mempersilakan pembeli jika ingin memilih ayamnya langsung, ketika masih setengah matang.
Penasaran? Monggo dicoba.

Bukit Sekipan

Kabupaten Karanganyar memang lebih terkenal dengan wisata alam karena secara geografi Kabupaten Karanganyar terletak di kaki Gunung Lawu yang menjadikan Karanganyar memiliki banyak potensi wisata alam yang bisa dikembangkan.

bukit sekipan

Nah, berbicara mengenai wisata alam, di Karanganyar terdapat sebuah wisata alam yang sangat cepat menarik wisatawan, namanya Bukit Sekipan.

Sebenarnya kawasan Bukit Sekipan sudah ada sejak zaman Belanda, kawasan ini digunakan sebagai tempat latihan TNI, namun kini Bukit Sekipan mulai dilirik banyak wisatawan yang sedang berlibur ke Karanganyar.



Apa yang Menarik di Bukit Sekipan Karanganyar ?

Objek wisata Bukit Sekipan dikelola oleh Bapak Joko Sutrisno, tempat wisata Karanganyar satu ini diresmikan pada bulan Juli 2015, sejak saat itu Bukit Sekipan langsung memikat banyak wisatawan, terutama pengunjung yang mencari wisata keluarga seru di Karanganyar.
bukit sekipan tawangmangu
cocok buat ngadem. foto : @hanifbagasu

Bukit Sekipan Karanganyar menawarkan berbagai macam wahana seru yang bisa kita coba bersama teman ataupun keluarga. Beberapa wahana atau fasilitas unggulan di Bukit Sekipan, yaitu :

Waterboom
Walaupun termasuk waterboom mini, namun waterboom di Bukit Sekipan memiliki wahana yang cukup banyak lho, waterboom ini sangat cocok dijadikan wahana bermain bagi kalangan muda, terutama anak-anak. Ditambah dengan lokasinya yang berada di lereng Gunung Lawu menjadikan air di waterboom Bukit Sekipan cukup dingin.

Taman
Di Bukit Sekipan juga terdapat sebuah taman mini dengan berbagai fasilitas penunjang yang kian memanjakan wisatawan, taman ini sangat cocok kita gunakan sebagai tempat bersantai atau tempat nongkrong bersama teman.

Rumah Halloween
Inilah spot paling populer di Bukit Sekipan Karanganyar, Rumah Halloween atau Kampung Halloween ini bukanlah wahana rumah hantu seperti pada umumnya. Di Rumah Halloween tidak ada orang yang berpakaian seperti hantu, melainkan diganti dengan patung-patung hantu seperti kuntilanak dan teman-temannya.

Outbond
Nah, selain beberapa fasilitas diatas, di kawasan Bukit Sekipan juga terdapat area outbond yang memiliki berbagai wahana seru seperti trampoling, jembatan goyang dan tentunya tak lupa juga dengan flying fox.

Uniknya lagi, di kawasan Bukit Sekipan terdapat juga area outbond islami yang memiliki wahana seperti :

  • Joglo
  • Miniatur Ka’bah
  • Tempat untuk lempar jumrah / jamarot
  • Tempat untuk Sa’i
  • Kain Ikhrom


Dengan banyaknya fasilitas dan wahana di tempat wisata Bukit Sekipan, kini Bukit Sekipan menjelma menjadi salah satu tempat wisata favorit yang harus dikunjungi di Karanganyar, terutama bagi kamu yang sedang mencari tempat wisata keluarga.

Baca Juga :
Hanya dengan Rp.50.000 saja kamu bisa mengunjungi wisata-wisata keren di Karanganyar ini


bukit sekipan tawangmangu
Fasilitas :
  • Outboond
  • Tempat Parkir
  • Warung Makan
  • Spot Foto 3D
  • Musholla
  • Waterboom
  • Rumah Halloween
  • Kolam Pancing
  • Penginapan
  • Hall/Taman Untuk Meeting
  • Dan masih banyak lainnya.

Jam Buka :
24 Jam


Harga Tiket Masuk Bukit Sekipan Karanganyar :
Rp. 20.000/orang (senin-jumat)
Rp. 25.000/orang (sabtu-minggu dan hari libur)


Harga Tiket di Kawasan Bumi Perkemahan Bukit Sekipan
Tiket Outbound :
Rp. 7.500/orang

Tiket Camping di Buper Bukit Sekipan :
Rp. 7.500/orang/malam

Sewa Aula :
Rp. 50.000/malam

Sewa Blok :
Rp. 150.000


Kontak :
Simpati :081329228910
Mentari : 085642203077
XL : 081915384478
surat@bukitsekipan.com


Akomodasi (Penginapan)
Wisata Bukit Sekipan sudah dilengkapi dengan Villa dan Hotel dengan fasilitas yang cukup memadai seperti adanya ruang tamu, dapur, toilet, meja makan, gazebo, taman, tv, free Wi-Fi, dan 4 kamar tidur.

Atau jika kamu ingin mencari hotel selain di Bukit Sekipan, sudah terdapat banyak sekali hotel tak jauh dari Bukit Sekipan.

Lokasi :
  • Alamat ; Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
  • 44 Km dari pusat Kota Solo melalui Jl. Lawu (1 jam 22 menit)
  • 24 Km dari pusat Kabupaten Karanganyar melalui Jl. Lawu (42 menit)
  • (perkiraan waktu tempuh jika tidak ada kendala)

Rute Menuju Bukit Sekipan Tawangmangu #Dari Arah Barat
 
Akses menuju Bukit Sekipan sangatlah mudah, darimanapun asalmu, seperti Semarang, Jogja ataupun Solo, pertama kamu harus menuju kearah Tawangmangu terlebih dahulu dengan melewati Solo.

Sesampainya di Pasar Tawangmangu, kamu tinggal lurus (naik) menuju arah Sarangan, sekitar 600 meter kamu akan sampai di Kantor Kelurahan Kalisoro, dari Kantor Kelurahan Kalisoro belok kanan menuju Bumi Perkemahan Sekipan, lokasi Bukit Sekipan sekitar 500 meter dari Kelurahan Kalisoro (sebelum Perkemahan Sekipan).

#Dari Arah Timur
Jika kamu dari arah timur seperti Magetan dan sekitarnya, kamu tinggal melalui jalur Cemoro Sewu-Cemoro Kandang saja atau  kamu dapat mengikuti rute dibawah ini.
Jalan Sarangan - Jalan Gonggang Karangudi - Jalan Matesih Tawangmangu - Jalan Lawu.

Sesampainya di penginapan Homestay Sahabat, tepat di depan penginapan tersebut terdapat pertigaan, silahkan belok ke kiri menuju Jalan Sekipan (lokasi Homestay Sahabat ini beberapa puluh meter setelah pertemuan antara Jalan Lawu dan Jalan Tembus Alternatif Lawu), nah ikuti saja Jalan Sekipan tersebut hingga kamu sampai di lokasi.

Roti Bolu Manis

Magetan (Antara Jatim) - Kabupaten Magetan, Jawa Timur, memiliki banyak sekali kuliner khas. Salah satunya adalah roti bolu.

Rasanya yang manis dan lembut, membuat roti ini banyak disukai oleh masyarakat. Tak hanya warga Magetan sendiri, namun juga warga luar Magetan.

Sentra pembuatan roti bolu terdapat di Kecamatan Plaosan, di antaranya di Desa Sidomukti dan Desa Nitikan. Salah satunya adalah Roti Bolu Dinawa yang dikelola oleh Ibu Lanjar. Pembuatan roti bolu tersebut telah digeluti keluarganya sejak tahun 1970-an.

"Banyak yang suka sehingga sudah bisa dipasarkan sampai keluar Magetan, seperti Madiun, Ngawi, Ponorogo, bahkan hingga Solo dan Sragen, Jawa Tengah," ungkapnya.

Yang menjadi khas dari roti bolu Magetan adalah aroma jahe dan jeruk disela rasa manisnya yang lembut. Sehingga membuat penikmatnya tak bosan ingin mencicipiya terus-menerus.

Proses pembuatannya juga tidaklah sulit. Bahan yang dibutuhkan antara lain, tepung terigu, gula pasir, telur, vanili, serta tumbukan jahe dan perasan jeruk purut yang menjadi andalannya.

Bahan-bahan tersebut dicampur menjadi adonan dan setelah itu dicetak kecil-kecil berbentuk oval, lalu dioven hingga matang. Proses selanjutnya, roti bolu Magetan siap dikemas dan dipasarkan. Rata-rata produksinya mencapai 1.500 bungkus per hari.

Di Kota Magetan sendiri tak sulit mencari roti bolu. Hampir seluruh toko di pasar dan pusat jajanan di wilayah setempat selalu menjualnya. Jajanan tersebut telah menjadi ikon Magetan dan oleh-oleh para wisatawan yang berkunjung ke Magetan.

"Saya suka karena rasanya manis tapi tidak enek. Apalagi ada aroma jahe dan jeruknya sehingga memberi sensasi segar dimulut saat memakannya," ungkap salah satu pecinta roti bolu Kustina Dewi asal Madiun.

Ia selalu membeli jajanan tersebut setiap kali berkunjung ke Magetan. Meski di Madiun telah ada, namun rasanya lebih mantap jika dibeli langsung di daerah penghasil.

"Rasanya beda saja kalau beli di Magetan, lebih "maknyus". Apalagi, selain memborong roti bolu, jalan-jalan juga ke Telaga Sarangan," katanya sambil tersenyum.

Untuk mempromosikan roti bolu sebagai makanan khas, Pemerintah Kabupaten Magetan setiap tahun baru Islam selalu mengadakan tradisi "Ledug Suro Ngalub Berkah Roti Bolu Rahayu". Pada acara tersebut roti bolu dibentuk menyerupai lesung dan bedug masjid serta dikirab di alun-alun setempat.

Puncak tradisi tersebut adalah warga Magetan berebut roti bolu rahayu untuk mendapatkan berkah. Warga percaya, jika mendapatkan roti tersebut kehidupannya akan selalu dilindungi oleh Allah SWT.

"Ledug Suro dengan puncak rebutan bolu rahayu merupakan ajang untuk melestarikan budaya bangsa pada umumnya dan budaya Magetan pada khususnya. Acara tersebut sudah tradisi dan menjadi agenda wisata budaya Kabupaten Magetan untuk mempromosikan jajanan khas roti bolu," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Magetan, Muklis.

Pada tradisi itu, pemkab membutuhkan sekitar 20 ribu biji roti bolu. Pembuatannya dilakukan sendiri oleh industri rumah tangga roti bolu yang ada di Kabupaten Magetan dengan waktu persiapan selama satu pekan.

Jenang Candi

Desa candi yang terletak tidak jauh dari kota Magetan terkenal dengan jajanan jenang abang. Jajanan ini  lebih dikenal masyarakat dengan sebutan jenang dodol. Sejarah dari jenang Candi ini ternyata telah ada sejak jaman Belanda. Saat itu didesa Candi ada sebuah pasar yang masyarakat sekitar menyebutnya Pasar Londo (Belanda). Pasar tradisional tersebut buka setiap pagi layaknya pasar tradisional pada umumnya. Namun ketika sore pasar tersebut berubah menjadi pasar jenang yang menjual berbagai macam jenang atau dodol. Sayangnya sekarang pasar tersebut sudah tidak ada lagi. Lokasi pasar tersebut pun kini digantikan dengan bangunan perumahan masyarakat.
Mengetahui sejarah jenang candi yang melegenda, pada tahun 1993 Mursiah yang saat itu menjual jajan pasar kecil-kecilan berniat untuk mengembalikan ketenaran jenang candi tersebut. Dengan bahan yang sangat terbatas, Mursiah mencoba membuat 5 kg jenang Candi. Dijajakannya jenang tersebut diantara jajanan pasar yang telah terlebih dahulu didagangkan. Tak disangka jenang Candi tersebut ternyata laris dibeli oleh pelanggan. “Sudah lama saya ingin menjual jenang candi. Namun karena keraguan dan proses yang sangat lama saya enggan untuk membuatnya. Karena jajanan jenis lain lebih mudah dan tidak memakan banyak waktu,” ungkapnya.
Memang dalam proses pembuatan jenang candi terbilang memakan banyak waktu dan tenaga. Dibutuhkan wajan besar, kompor tradisional atau yang sering disebut pawon agar panasnya stabil. Untuk membuat satu wajan besar dibutuhkan 50 butir kelapa tua, tepung ketan dan tepung beras 20 kg, gula merah 20 kg gula putih 4 kg. Yang kemudian diaduk dengan tahapan masing masing sesuai urutan selama 8 jam. Agar cita rasa yang dihasilkan memiliki rasa yang khas, Marsiah mengaduk jenang buatannya tersebut dengan menggunakan tenaga tangan. “Pernah dulu saya mencoba menggunakan alat yang lebih modern, dengan maksud untuk mempermudah perjaan. Namun rasa khas dan cita rasa sangat berbeda dengan cara tradional. Akhirnya sampe sekarang proses mengaduk jenang tidak menggunakan peralatan modern. Hanya dalam proses persiapan seperti memarut kelapa menggunakan slep diesel,” jelasnya.
Untuk hari biasa, dalam sehari Marsiah dapat menjual satu wajan besar jenang. Setiap satu wajan menghasilkan 50 loyang kecil. Perloyangnya Mursiah menjual jenang ini seharga 30.000 rupiah. Permintaan jenang Candi ini akan meningkat ketika akhir pekan dan hari libur atau pesanan pesta pernikahan. Dibantu empat karyawan pengaduk handal dengan tenaga dan stamina yang sudah tidak diragukan lagi, pada akhir pekan atau hari libur Mursiah berhasil membuat jenang 3-4 wajan besar. “Biasa kalau saat liburan, omzet penjualan meningkat. Apalagi saat ada pesanan. Kesulitannya adalah mencari tenaga kerja dengan spesifikasi tenaga dan kesabaran yang lebih untuk menghasilkan banyak jenang,” pungkasnya.
Atas ketekunan dan kesabaran Mursiah, jenang Candi berhasil bangkit dan dikenal luas. Apalagi toko jajanan ini berada tepat dijalur wisata Telaga Sarangan. Sering menjadi persinggahan para pelancong dari berbagai daerah untuk sekedar mencari oleh-oleh.

Sate Kelinci

Berkunjung ke kawasan wisata Telaga Sarangan yang terletak di lereng Gunung Lawu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, tidak lengkap jika tidak mencicipi kuliner khasnya, yakni Sate kelinci.

Tidak sulit mencari dimana pengunjung dapat menemukan hidangan khas ini. Karena hampir di sekeliling Telaga Sarangan terdapat warung-warung tenda maupun pedagang kaki lima yang menjajakan Sate kelinci.

Data dari Dinas Pariwisata Magetan mencatat, terdapat sedikitnya 140 pedagang Sate kelinci yang berjualan di sekitar kawasan Telaga Sarangan. Mereka tergabung dalam paguyuban pedagang Sate kelinci Telaga Sarangan.

Hampir sama dengan hidangan Sate pada umumnya, hanya saja pada Sate kelinci memiliki tekstur daging yang berserat halus dan warna sedikit pucat. Sehingga rasanya lebih lembut dan gurih saat dikunyah. Tidak seperti halnya Sate daging ayam ataupun kambing.

Salah satu anggota paguyuban pedagang Sate kelinci Telaga Sarangan, Sukatno, mengatakan, untuk dikonsumsi menjadi hidangan Satekelinci yang mantap, biasanya daging kelinci diambil dari kelinci yang berumur antara empat hingga enam bulan.

"Dipilihnya umur tersebut, karena rasa daging yang dihasilkannya akan empuk dan gurih," ujar Sukatno sambil mengipasi sate kelincinya.

Dalam penyajiannya, Sate kelinci tak ubahnya sate lainnya. Bumbunya pun sama yaitu terdiri atas bumbu kacang dihaluskan bercampur irisan bawang merah dan kecap manis. Bagi yang suka pedas bisa ditambahkan sambal pada bumbu Satenya. Demikian juga untuk sensasi rasa segar, pada bumbu Sate bisa ditambahkan dengan air perasan irisan jeruk nipis.

Ada dua pilihan dalam menyajikan satu porsi Sate kelinci, yakni menikmati Sate dengan irisan lontong yang lembut atau nasi putih yang pulen. Hidangan ini akan terasa lebih nikmat lagi saat menyantapnya sambil menikmati pemandangan Telaga Sarangan nan elok.

Satu porsi Sate kelinci Telaga Sarangan ini terdiri dari 15 tusuk Sate dan satu piring lontong ataupun nasi putih. Satu porsinya dihargai Rp10.000,00. Atau untuk 10 tusuknya hanya merogoh kocek Rp7.000,00 saja.

Sukatno menambahkan, satu kelinci muda, rata-rata dapat menghasilkan 60 hingga 90 tusuk Sate, tergantung dari ukuran kelinci. Rata-rata untuk hari libur seperti hari Minggu, pedagang Sate kelinci bisa menjual hingga 250 tusuk, sedangkan pada liburan keagamaan ataupun akhir tahun bisa meningkat hingga 900 tusuk Sate.

Sukatno mengaku, kelinci-kelinci tersebut ia peroleh dari pedagang pengepul yang sudah mejadi langganannya. Ia menggeluti pekerjaan berjualan Sate kelinci ini sudah sejak tahun 1983.

"Setiap berkunjung ke Telaga Sarangan, saya selalu membeli makanan kesukaan saya yakni Sate kelinci. Menurut saya, daging Sate kelinci di Telaga Sarangan lebih empuk dan gurih. Selain itu harganya juga pas," kata salah satu pengunjung Telaga Sarangan dari Madiun, Ashari Purwo.

Menurutnya, Sate kelinci Telaga Sarangan akan lebih "mak nyus" jika disandingkan dengan minuman teh tubruk hangat. Pasangan ini sangat pas untuk menikmati sejuknya udara di lereng Gunung Lawu ini. (Louis Rieka - AntaraJatim)

Sepatu Kulit

Sejak tahun 1960, Kabupaten Magetan sudah cukup dikenal oleh masyarakat Nusantara sebagai daerah penghasil bahan baku kulit, berbagai jenis olahan kulit samakan banyak diproduksi di daerah ini. Bukan hanya bahan bakunya saja, beragam produk hasil kerajinan kulit juga menjadi produk unggulan, salah satunya adalah sepatu kulit Magetan.

Lokasi Penyamakan Kulit di Magetan

Lokasi penyamakan kulit di Magetan dinamai Lingkungan Industri Kulit (LIK), terletak di Kelurahan Ringin Agung, Kecamatan Magetan Kota dan di Mojopurno Kecamatan Ngariboyo, serta beberapa desa di sekitarnya. Setelah bahan baku jadi, kemudian dikirim kepada para pengrajin di wilayah Magetan dan di Jalan Sawo untuk diproduksi dan untuk dijual.

Akan tetapi, masih ada beberapa kendala untuk pengembangan potensi ini, limbah dari hasil pengolahan kulit sapi ini belum bisa diatasi dengan baik. Tentunya pemerintah Magetan harus lebih memperhatikan hal ini demi kenyaman warga yang tingal di sekitar lokasi tempat pembuangan limbah (Sungai Gandong).
Selain untuk diproduksi di Magetan sendiri, produk kulit samakan dari Magetan juga di pasok ke berbagai daerah lain yang begitu maju untuk produksi kulitnya serta kepada para pengrajin-pengrajin kulit lain di daerah lain di Indonesia.
Bahan baku kulit tersebut bahkan banyak di kirim ke daerah-daerah industri kulit besar seperti Cibaduyut, Bandung dan Tanggulangin, Sidoarjo. Berkat dukungan dari pemerintah Kabupaten Magetan, terdapat lokasi industri pengembangan bahan baku kulit di daerah ini.
Jika kita melihat lagi dari potensi hasil kulit di daerah ini, di Magetan sendiri juga banyak pengrajin-pengrajin kulit kreatif yang bisa mengahsilkan produk kulit berkualitas unggulan. Produk yang dihasilkan  seperti dompet kulit, ikat pinggang, jaket kulit, sepatu dan sandal kulit.

Sentra Kerajinan Kulit Magetan

Namun yang begitu terkenal dari Magetan untuk produk unggulannya ialah Sepatu Kulit Magetan. Tidak heran, banyak masyarakat di Indonesia memilih Magetan untuk memproduksi sepatu kulit karena mereka sudah tahu akan kualitas bahan bakunya.
Pengrajin di daerah ini cukup kreatif dan bisa membuat produk yang berkualitas dan bernilai jual tinggi. Produk kulit bagus yang dihasilkan seperti jaket kulit, tas kulit, dompet kulit, ikat pinggang, dan yang paling terkenal adalah Sepatu Kulit Asli Magetan. Sepatu kulit Magetan sudah terkenal dengan kualitasnya yang sangat baik karena awet dan tahan lama.
Proses produksi produk kerajinan kulit di Magetan semuanya dikerjakan handmade secara langsung dari tangan kreatif para pengrajin. Hingga sepatu kulit Magetan telah banyak dinikmati oleh masyarakat Indonesia di berbagai daerah. Banyak juga penjual sepatu kulit dan sepatu kerja formal dari luar daerah yang memasok sepatu dari pengrajin sepatu kulit di Magetan.


Lokasi Sentra Kerajinan Kulit Magetan

Kerajinan kulit Magetan ini berpusat di jalan Sawo, kelurahan Selosari, Magetan. Banyak pengrajin dan pedagang berkumpul di daerah tersebut untuk membuat dan memasarkan berbagai macam produk kulit, dan yang begitu terkenal adalah sepatu kulit Magetan.
Sebenarnya banyak pengrajin sepatu home made yang berada di lokasi-lokasi lain di Magetan, namun jika anda ingin berkunjung langsung ke lokasi akan lebih mudah anda temukan di jalan Sawo, karena memang daerah situlah sentra yang telah diresmikan oleh pemerintah Magetan. Tak heran, jika banyak dijumpai di sana bus-bus pariwisata dan para rombongan wisata, mobil-mobil dan kendaraan luar kota yang datang ke lokasi ini.
Sentra kerajinan kulit jalan Sawo berada kurang lebih 2 KM arah ke barat dari alun-alun Magetan, di sepanjang jalan Sawo akan anda temui berderetan toko-toko yang menjual sepatu kulit Magetan dan berbagai macam produk-produk kerajinan kulit lainnya.
Jalan Sawo, jalan pusat oleh-oleh kerajinan kulit Magetan. Para wisatawan yang usai berlibur dari Telaga Sarangan atau Mojosemi mereka tidak akan melewatkan untuk membeli souvenir serta oleh-oleh khas Magetan yaitu sepatu kulit. Seperti yang kita ketahui, Magetan yang begitu unggul dalam Pariwisata akan sangat bagus jika di dukung dengan potensi produk unggulan Magetan, yang kini jadi buah tangan khas Magetan yang tidak boleh dilewatkan.

Potensi Produk Unggulan dan Sepatu Kulit Magetan

Dalam persaingan produk dan pemasaran produknya, memang Magetan tidak sebegitu tenar dengan daerah penghasil kulit lainnya. Oleh karena itu, dukungan dari Pemerintah serta warga Magetan seluruhnya begitu perlu untuk mempromosikan potensi unggulan produk bahan baku kulit dan juga kerajinan kulit yang ada di Magetan, ya umumnya sepatu sesuai yang sudah banyak orang ketahui.
Dan jika kita ketahui, banyak sekali para produsen sepatu kulit di berbagai daerah yang mempercayakan produknya kepada para pengrajin sepatu kulit Magetan, meskipun setelahnya di branding ulang, karena terbilang harganya cukup terbilang murah dari pengrajin langsung.
Sebenarnya jika kita ketahui, Magetan juga bisa bersaing dalam hal kualitas. Informasi sahabatku mas Wahyu, RTIK dari Kelurahan Selosari, beberapa produk sepatu produksi Magetan beberapa telah mencapai pasar ekspor. Seperti yang kita tahu, kelurahan Selosari, Magetan adalah pusatnya kulit Magetan.
Semoga kedepan, Magetan makin maju dan potensi kulit di Magetan ini bisa menjadikan Magetan lebih baik lagi.

Ujung Kulon

Kali ini guwe bakal berbagi foto liburan di salah satu desa yang berada di Magetan, Jawa Tmur.

Tempat ini bernama Ujung Kulon, beralamat di Jaya Jalan Bendungan, Janggan, Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur 63362, Indonesia.
Sebenarnya menurut guwe sih ini bukan tempat wisata, cuma tempat foto-foto yang belakngan ini lagu Hitz di Magetan. Jadi Warga Desa setempatlah yang kreatif membuat spot-spot foto menarik di Ujung Kulon Janggan ini dengan background pemandangan sawah dan gunung yang bener-bener bikin adem hati dan fikiran. 😄


Ada beberapa sport foto di antaranya: 



Untuk rute menuju ke tempat ini silahkan buka google map aja yaa, karena guwe bingung ngejelasin arahnya 😅. Guwe sendiri pake Manual GPS (Gangguin Penduduk Sekitar), sekiranya guwe nggak yakin dan ngerasa nyasar atau salah jalan,  guwe selalu memberanikan diri untuk bertanya ,😖.
Harga Tiket Masuk & Parkir
Parkir Rp 2.000,-
Spot Foto Rp 2.000,- (untuk semua spot foto yang ada kecuali crane (ayunan)
Crane (Ayunan) Rp 5.000,



i
t
a
w
a
l
i
v
o
N
a
l
E