Ayam Panggang Bu Setu

Jika melewati jalan raya Solo-Magetan, Anda bisa mendatangi satu tempat istimewa untuk mengisi perut. Namanya Sentra Ayam Panggang Gandu. Tepatnya di Desa Gandu, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Lokasi persisnya, sekitar 2 km dari terminal bus Maospati, Magetan.
Sensasi rasanya, luar biasa!

Di situ ada sekitar 10-15 rumah tangga yang menjual ayam panggang. Tentunya, dengan aroma dan rasa yang berbeda-beda. Hanya saja, dari sekian penjual yang aktif, ada satu yang paling laris. Namanya ayam panggang Bu Setu.
Yatini, kasir ayam panggang Bu Setu menuturkan, setiap hari mereka menghabiskan sekitar 250 ekor ayam. Jika akhir pekan atau hari libur nasional, bisa laku hingga 400 ekor!
Dibandingkan dengan ratusan ayam panggang di Magetan atau Ngawi, sajian ayam panggang Bu Setu memang berbeda. Pemilihan ayamnya tegas: hanya ayam kampung. Bukan ayam potong atau yang biasa disebut ayam broiler. 
Begitu konsumen datang, mereka langsung menawarkan dua pilihan rasa, yakni ayam panggang bumbu rujak atau ayam bumbu bawang. Ayam panggang bumbu rujak rasanya lebih pedas. Soalnya, saat memangganggnya diolesi dengan bumbu cabai, kemiri, bawang merah, bawang putih, tomat, dan kacang tanah goreng yang dihaluskan.
Sementara ayam panggang bumbu bawang, rasanya gurih dan warnanya lebih natural. Rasa gurih itu muncul dari bumbunya yang lebih sederhana. Bumbu itu hanya terdiri dari campuran bawang putih, garam, dan kunyit.
Soal harga pun relatif bersahabat. Rata-rata antara Rp 65.000 hingga Rp 75.000 per ekor. Namun, harga itu belum termasuk paket nasi putih, sayuran, urap, pelas, bothok, atau minuman. Jika dirata-rata, menu satu ayam yang dilengkap nasi untuk tiga-empat orang plus menu pelengkap lainnya, harganya sekitar Rp 100.000. Harga ayam tergantung ukuran. Sementara nasi dan paket lain, biasanya untuk pembeli yang makan di tempat kami.


Sejak 1990
Di Dusun Gandu, ayam panggang Bu Setu termasuk perintis bisnis kuliner. Bu Setu selaku pemilik memulainya sejak 1990. Itu artinya, bisnis ini sudah dijalankan selama 25 tahun. Toh perkembangan zaman tak membuat cara memasak ayam panggang Bu Setu berubah. Mereka tetap memakai cara-cara tradisional demi mempertahankan aroma dan kelezatan ayamnya.
Contohnya saat memanggang ayam. Ayam diletakkan di atas kuali yang terbuat dari tanah. Bukan di atas alat-alat masak modern. Saat memanggang pun, harus menggunakan kayu khusus seperti jati atau kayu lain yang keras teksturnya. Apabila memakai kayu jati, panas api lebih stabil. Jadi, empuknya daging lebih merata.
Pemanggangan ayam juga tidak asal-asalan. Harus melalui dua kali proses. Pertama, ayam dipanggang pada tungku khusus di lokasi terpisah. Pada fase setengah matang, ayam dilumuri bumbu sesuai selera pembeli. Setelah itu ayam dipanggang di tungku lain. Begitu matang sempurna, ayam panggang siap dilahap.
Kami juga mempersilakan pembeli jika ingin memilih ayamnya langsung, ketika masih setengah matang.
Penasaran? Monggo dicoba.

0 Response to "Ayam Panggang Bu Setu"

Posting Komentar

i
t
a
w
a
l
i
v
o
N
a
l
E